Pagi yang cerah, dimana orang-orang biasanya menyibukkan diri mereka dengan berbagai kegiatan seperti bersiap-siap untuk berangkat sekolah, bersiap-siap untuk memulai pekerjaannya, dan yang lainnya. Tetapi tidak dengan seorang siswi kelas 2 SMA yang bernama Nadia Oktavia. Ia hanya bisa memandang, dan berkeliling di lingkungan sekitar Rumah Sakit karena penyakit kanker yang Ia derita semenjak kelas 1 SMA yang membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti orang kebanyakan. Mahkotanya yang dulu panjang terurai kini telah habis digerogoti oleh penyakit yang Ia derita itu. Nadia yang dulunya periang, dan senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya, kini lebih sering menyendiri untuk menghabiskan hidup yang menurutnya tak lama lagi.
“Hey, Nad! Ayo makan dulu, buburnya udah dingin tuh!”
Suara Indra yang baru datang dan berdiri di belakang kursi roda Nadia yang termenung di tengah taman menyadarkan Ia dari lamunannya. Indra adalah sahabat Nadia yang selalu menghibur Nadia ditengah keputusasaan itu. Indra tak pernah lelah memberi senyum untuk Nadia disaat Ia sedang bersedih.
“Nanti dulu deh, Dra. Gue lagi ga nafsu makan.”
“Lho, katanya mau sembuh? Katanya mau sekolah lagi?
Ayo makan dulu dong!”
“Iyaa iyaa deh, Gue makan.”
Ucap Nadia sambil membalas senyum dari Indra.
“Okee, kita berangkaat! Ngeeeeeeennnggggg…”
Jawab Indra sambil mendorong kursi roda yang dinaiki oleh Nadia dengan sedikit cepat sambil menirukan suara motor yang diiringi dengan tawa dari Nadia. Ada sedikit rasa senang di hati Nadia yang selalu dihibur oleh Indra, akan tetapi itu belum cukup untuk menghilangkan keputusasaan Nadia didalam penyakit yang Ia derita.
***
“Eh, lo kok bisa ada disini, Dra? Bukannya lo harus sekolah ya hari ini?”
“Ngg, Gue cuti sekolah dulu hari ini, Nad. Hahaha.”
“Haha, sejak kapan sekolah bisa cuti? Dasar gila lo, Dra!”
“Yeh, kalo Gue gila, berarti Gue nginep di Rumah Sakit ini juga dong, Nad!”
“Iya juga ya, haha. Eh tapi Gue serius lho! Kok lo bolos sekolah sih?”
Tanya Nadia sambil menyuap sesendok bubur yang hamper dingin kedalam mulutnya. Indra terdiam sejenak. Lalu meneguk segelas air teh manis yang ada di tangannya dan mulai menjawab.
“Tadi pagi sebelum Gue berangkat sekolah, nyokap Lo nelfon Gue. Katanya lo nangis terus ngambek lagi dan nyokap lo minta Gue kesini, ya udah Gue kesini deh.”
Lalu, Indra duduk disebelah Nadia yang terdiam karena mendengar jawaban dari Indra tersebut. Indra pun menunjukkan raut wajahnya yang bingung karena Nadia yang diam dan menunduk tanpa menyendok bubur yang sedang Ia santap itu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar