Another Day


 21.02 kata mustahil, KITA

Tidakkah kamu dengar, SHONE?
Aku memanggil namamu ditengah sedih dan tangisan yang aku alami..
Tidakkah kamu dengar, SHONE?
Hati ini memanggil namamu untuk meredakan segala hal yang membuat hatiku terluka..
Tidakkah kamu dengar, SHONE?
Harap yang perih ini membutuhkan hadirmu sedangkan yang hadir kini adalah bidadari pengisi relung jiwamu yang mencoba menenangkanku dibalik lukaku karena dunia tak mengerti akan hadirku..
Akankah kamu tau, akankah bintang penunjuk itu membalikkan hatimu?
Untukku yang tak pantas akan segala anugerah hidupku, dan indahnya dirimu. Untukku yang perlahan mengerti segala dentingan hidup ini memang nyatanya hadir kata mustahil oleh harapan dengan ungkapan “KITA”
Seiring dengan hadirnya hembusan angin yang tiupkan awan hujan untuk sembunyikan tangisku, kau bawa aku kedalam segala kisah yang kudengar bukan dari lisanmu tapi alunan indah dari pelangi hari yang katakan padaku betapa ia mencintaimu, tetapi hadirmu ternyata tidak pula untuk polesan warna-warna indahnya yang sering hiasi langkahku.
Pernahkah kau sadari, betapa adanya dirimu berarti untuk aku dan pelangi?
Tidakkah kau ingin menyaksikan sang pelangi yang hadir setelah aku, sang hujan, yang ternyata membawanya menuju dirimu yang selalu menyanyikan melodi hanya untuk bidadari?
Hampir bosan aku mengadu pada air yang selalu berikan kesejukannya manakala kuceritakan letihku akan dirimu sementara senyummu yang mencerahkan aku terkadang membuatku kehilangan tempat untuk meratapi takdirku yang mungkin digoreskan untuk tidak bersamamu. Ketika waktu itu tiba, seringkali bunga-bunga menyadarkanku bahwa tak pantas ku teteskan airmata ini untukmu yang tak menyadari hadirnya aku.
Sadarkah kamu, SHONE?
Telah kau lukai pelangi, sang pelangi kesayanganku yang berulang kali datang padaku untuk sekedar mengeluhkan dirimu yang berikan sinarmu untuknya tetapi hanya menyilaukan matanya, bukan untuk menghangatkannya..
Kamu tau?
Langit merasakan hal yang sama denganku tetapi tidak ditujukan untukmu melainkan hanya untuk sang rembulan yang selalu ia nantikan tak peduli berapa malam yang ia habiskan

Bisakah kau berhenti sejenak padaku, SHONE?
Tak  tahukah kau berapa hutan kusembunyikan diriku, tak ingin menyakiti dunia ini lagi dengan kisah usang yang telah berulang semenjak aku mengenal tapak-tapak cahaya dalam gua yang ditinggalkan sebelum aku mengenalmu?
Sekali lagi, apa kau tau, SHONE?
Bidadari telah begitu baik padaku. Dengan sayap yang kau berikan, ia menemaniku dalam tangisku karenamu beberapa waktu yang lalu.  Ia memelukku hari ini dan esok, begitu janji yang ia ucapkan. Tetapi aku kelu untuk mengatakan padanya bahwa aku mencintamu, SHONE. Aku kelu untuk mengatakan bahwa kutitipkan hatiku, yaitu perasaan yang takkan bisa lautan jelaskan ini kepadanya untukmu.
Maka jagalah ia dengan segala sinarmu, hangatkan ia. Ya, kau tak perlu mengatakan apapun lagi padaku, SHONE. Aku sadar, hadirmu untuknya, untuk bidadari yang selalu kau banggakan diseluruh alam semesta. Cintai dia kuharap melebihi segarnya tetesan air saat terikmu menyinariku. Bahagiakan ia melebihi apa yang selalu kuturunkan kepada rerumputan.
Sebegitu sulitkah?
Kurasa tidak, karena kau adalah SHONE, sang matahari yang mampu buatku menangis, tertawa, merasakan tahun-tahun dimana berhembusnya nafasku.
Jadi, sekarang bisakah kau pelankan, hentikan lantunan gelimangan perhatianmu padaku? Agar tak ada yang tau, bahwa waktuku berhenti saat kulihat senyummu.

Dunia Nyata,
21 Februari 2012 / 22:51



Atas nama HUJAN,





-----------------------------------------------------------------------------------------------


25.02 kepada, dunia
25 Februari 2012 / 22:37
Hey, dunia..
Hari ini aku bertemu dengan kura-kura. Kau tau? Dia mengatakan banyak hal padaku.
Tentang hidupku, perjalananku kedepan yang menggugah hati dan pikiranku. Ya, tentu saja ia juga mengatakan banyak hal tentang SHONE.
Seolah ia mengenaliku, dengan bijaknya ia memberikanku sedikit pengalaman hidupnya.
Mau dengar sedikit yang ia katakan?
Ia berkata, aku tak cukup kuat untuk menampung semua hentakan ini jika aku selalu mengingatnya.
Ia berkata, biarkan semua itu pergi, semuanya ada dalam genggamku.
Ia berkata, biarkan pelangi terluka, tak perlu ku menghalau pisau yang melukainya, biarkan ia belajar terluka, aku telah begitu bodoh selalu melindunginya.
Ia berkata, kini saatnya ku lepaskan segala ukiran tentangnya. SHONE bukanlah apa-apa melainkan matahari yang cukup menyinari, bukan menghangatkan.
Aku adalah hujan, aku adalah hujan.




-----------------------------------------------------------------------------------------------  


26.02 betapa aku bersyukur





26 Februari 2012
Kutitipkan hatiku pada orang yang tepat, kutau dialah orangnya
Terang saja SHONE mencintainya, bahkan berlaku padaku pun bidadari teramat sangat baik
Terimakasih  sang Maha Pencipta yang telah menciptakan bidadari berhati mulia untuknya sebagai penjaga jiwanya
Aku memanglah bukan apapun dimatanya, tetapi hanya Engkau yang tau betapa bersyukurnya aku melihat ia selalu tertawa bahagia bercerita tentangnya




-----------------------------------------------------------------------------------------------  


28.02 lihatlah pelangi!



28 Februari 2012
Hey, SHONE!
Segeralah bangun dari istirahat panjangmu!
Lihatlah pelangi! Kurasa ia amat sangat merindukan hadirmu
Berulangkali ia menuliskan namamu di secarik kertas beserta kata-kata yang menyatakan ia merindukan hadirmu
Apalagi yang kau tunggu? Bidadari sudah seringkali menghampiri kediamanmu untuk membuatmu bersinar kembali
Maka bersinarlah seperti sedia kala. Karena aku, dia, dan dirinya inginkan canda tawamu mewarnai hari ini, esok dan seterusnya



-----------------------------------------------------------------------------------------------  


29.02 Kepada, bintang


Kepada, bintang..
Maafkan ku belum sempat menemuimu, entahlah, seperti yang telah kau katakan, kau tak ingin aku menangis lagi dan lagi. kuyakin kamu tau bagaimana rasanya jika kau menjadi aku. Ah, sudahlah..
Bintang, aku lelah terus berbohong.
Aku lelah terus mengorbankan awan-awanku kepada hidup ini untuk menjaga sang pelangi agar tetap memancarkan warna-warni indahnya.
Aku lelah mengorbankan tetesan dari uapku untuk menjaga hati sang bidadari, senyumnya, untuk SHONE.
Aku lelah untuk selalu berikan senyumku untuk menegarkan dinding hati mereka yang mulai runtuh atas kokoh perihnya cinta.
Aku lelah untuk menguatkan mereka sementara aku terus memudar detik demi detik.
Aku hampir lelah menjaga janji ini, sementara aku semakin terkoyak.
Tetapi, bintang..
Kurasa aku akan lebih terkoyak jika pelangi yang indahnya semakin pucat dan menangis.
Aku akan lebih terkoyak jika bidadari kehilangan sayapnya, untuk menggapai dirinya, SHONE.
Dan aku akan lebih terkoyak jika melihat mereka bersedih, dengan tetes demi tetes airmata karena, SHONE.
Jadi, bintang..
Tetaplah kuatkan hatiku, tetaplah berada di sisiku walau barang sejenak. Agar aku bisa tetap menguatkan mereka, dua bagian pewarna hidupku yang terikat akan janji dari sebuah kota tua penuh harapan.
Kumohon yakinkan aku bahwa aku lebih tegar dari ini, aku  bahkan bisa lebih tegar daripada ini. Katakan padaku bahwa aku tegar, lebih tegar dari ini.
Jangan biarkan setiap hantaman ini menjadikanku hancur oleh ombak.
Meskipun ku tau hitungan hari kedepan kau akan terbang menggapai mimpimu, jauh dariku.
Tinggalkan aku senyummu, tinggalkan aku cahaya terangmu , tinggalkan aku bara mu, bukan debu mu.
Tetapi sebelumnya, ada sedikit tanya dariku. Bolehkah?




Apakah kau yakin bahwa apa yang selalu kau katakan padaku itu benar adanya? Apakah benar nyatanya aku adalah aku yang lebih baik dari mereka? Apakah benar pada keadaanya jika aku bisa melampaui dua dinding tinggi yang kurasa sulit ku lampaui?
Kau tau? Sepertinya kau telah sedikit gagal meyakinkanku tentang anugerah yang kau katakan ada didalam ragaku. Sebab faktanya kini aku tak bisa bersinar sepertimu.
Sebab faktanya kini bidadari adalah mendekati kata sempurna bagi sebuah ciptaan Yang Maha Kuasa.
Sebab faktanya kini pelangi adalah hal indah yang ia pernah katakan padaku bahwa ia mengagumiku tetapi kurasa seharusnya sebaliknya.
Sebab faktanya kini air, langit, angin, bunga-bunga masih terlampau jauh lebih baik daripada sosokku yang kelabu dan tak bercahaya sedikitpun.
Maka itu, sebelum kau pergi, bolehkah aku memintamu untuk terus meyakinkan aku tentang apa yang selalu kau katakan jika hal itu adalah benar sebuah kejujuran?
Terimakasih.

Dunia Nyata,
29 Februari 2012 / 10:16



Atas nama HUJAN,





-----------------------------------------------------------------------------------------------  


29.02 saat dunia terlelap



Disaat seluruh dunia terlelap, kamu tau, SHONE? Aku sering bertanya.
Apakah yang membuatmu begitu buta? Sehingga kau tak pernah melihat, jutaan warna dari sang pelangi selalu di dekatmu.
Tak pernahkah kau melihat betapa sang pelangi begitu mencintaimu?
Tak pernahkah kau melihat betapa rapuh dinding hatinya kala kau disisinya?
Tak pernahkah kau melihat betapa tak mampu matanya menangkap kilau bintang di matamu sehingga tak pernah ia menatap matamu walau hanya sekian detik?
Tak pernahkah kau melihat betapa indah wajahnya itu tak mampu bertahan untuk tak tersenyum ketika kau berada di sekitarnya?
Tak pernahkah kau melihat tangisnya karena terluka OLEHMU yang tak membalas tiap goresan warna yang ia tunjukkan di hari-harimu meskipun tak seperti aku yang pengecut ini hanya bisa menangis ditengah deras turunnya hujan manakala aku begitu terluka?
Tak pernahkah kau mengerti, SHONE?
Betapa aku membenci dalam cintaku untukmu yang telah membuat pudarnya warna pelangi kesayanganku, ia menanti kembalinya sinarmu.
Betapa aku menyukai sang pelangi kesayanganku yang seringkali hancur karenamu, aku membencimu, SHONE!
Lembaran kertas putih ini seolah berkata padaku bahwa untuk apa aku melakukan semua ini? Semua goresan tinta ini memang bukan urusanku. Entahlah, berapa lama lagi aku harus tertiup angin dingin untuk melupakan sosok gemilang dirimu.
Seberapa kuatnya aku untuk tidak menunjukkan luka yang aku dapatkan dihadapan mereka?
Seberapa kuatnya aku untuk menahan tangis yang hanya bisa kutunjukkan dihadapan bintang, bumi, dan bunga-bunga?
Ya, baiklah, biarkan saja lukaku ini. Aku bisa membalutnya sendiri, ya, aku rasa aku bisa. Tetapi bisakah kau berhenti untuk membuat pelangi terluka lagi, SHONE?
Kau tak tau betapa mahal airmata, senyumnya, tawanya, gemerlap warna indahnya jika hanya ditukar oleh setiap luka yang kau beri untuknya.





Sebelum lagu ini sampai pada nada terakhir, izinkan aku untuk menyampaikan sesuatu Padamu, SHONE.
Berawal dari sebuah kisah di kota tua penuh harapan, entah bila akan berakhir. Kau pergilah bersama bidadari, kau pergilah bersama pelangi. Siapa yang terbaik, hanya engkau penentunya, begitu kata mereka, para penghuni langit dimana tempat bidadari tinggal.
Kembalikan sinarmu seperti sedia kala, biarkan pelangi terluka lagi dan lagi. biarkan aku pergi terluka, aku tidak apa-apa, percayalah, tidak ada satupun yang akan peduli dengan kehadiranku. Aku sudah terbiasa dengan itu.
Aku memang bukan apapun kecuali hujan. Datang dan pergi, itulah aku. Dan yang tak bisa kuhentikan adalah, aku selalu ingin membuat mereka tersenyum dan sedikit bahagia ketika hadir sejenaknya aku. Aku sudah terbiasa dengan luka, ya, itulah aku.


Dunia Nyata
01:03/ 29 Februari – 01 Maret 2012



Atas nama HUJAN.





-----------------------------------------------------------------------------------------------  



01.03 Cerita pelangi istimewa



01 Maret 2012 / 23:23
Kali ini aku akan bercerita tentang seorang pelangi istimewa, pelangi yang sering memuji diriku yang nyatanya tidak lebih baik dari dirinya. Pelangi yang bukan satu diantara sejuta, tetapi hanya satu, ya, satu, tidak ada pelangi lain yang seperti dirinya.
Jika kuingat,
Ia pernah berkata padaku bahwa aku adalah satu diantara sejuta.
Bahwa aku adalah aku yang memiliki berjuta hadiah dari Sang Pencipta yang tidak diberikan kepadanya.
Bahwa aku adalah apa yang ia inginkan berada didalam dirinya.
Bahwa aku akan merubah dunia ini dengan tanganku sendiri.
Bahwa aku adalah setinggi-tingginya aku yang diciptakan Sang Pencipta, dan banyak hal lainnya yang ia katakan padaku mengenai anugerah-anugerah dalam hidupku yang ia sempat ingin memilikinya.
Multitalenta, sebuah istilah yang ia sering ucapkan untukku.

Terkadang aku tak mengerti,
Apakah gerangan yang menutupi mata hatinya yang membuatnya samar akan betapa tak terhitung keistimewaan yang dimilikinya?
Apakah gerangan yang membuatnya tuli akan alunan pujian yang terus mengalir akan indah warna cerah sosoknya?
Apakah gerangan yang membuat ia bisu akan kenyataan bahwa sejuk tatap matanya, manis senyumnya, terkalahkannya awan akan lembut tutur kata dari lisannya, sopan geraknya membuat mata akan tersadarkan akan sebuah permata yang tersembunyi didalam dirinya?
Apakah gerangan yang ia keluhkan tentang dirinya yang telah begitu gamblang bahwa ia adalah sesempurna ia yang tak terpikirkan oleh cemerlang benaknya?
Benaknya yang selalu menampilkan ide-ide baru, dengan kata KREATIF. Bukankah itu lebih baik daripada jutaan kata MULTITALENTA? Apalah arti berjuta kebisaan jika tak ada yang bisa dikembangkan dari kata KREATIF yang menjadi miliknya?
Selalu aku tersenyum ketika ia berkata banyak hal yang berasal dari hatinya kemudian dari pikirannya, entah bagaimana ia bisa menggugah apa yang ada di sistem pengendali tubuhku.
Dan entah kata apa lagi yang harus kuucapkan, kuteriakkan, untuk menyampaikan padanya bahwa betapa menakjubkan sosok seorang pelangi istimewa ini.



Bisakah kalian membayangkan siapa sebenarnya pelangi yang sedang kuceritakan ini?
Kembangkan apa yang ada di hatimu, seperti apa yang pelangi lakukan.
Bidadari memang indah, tetapi ia tak memiliki banyak warna cerah seperti yang pelangi ini punya.
Setiap gerak, setiap kedip, setiap nada, setiap warna darinya, aku menjamin hal itu akan menginspirasikan jiwamu.
Nah, kembali bisakah kamu membayangkan siapa sebenarnya pelangi yang sedang ku ceritakan ini?
Kurasa kau sudah sedikit mengerti, satu diantara berjuta alasan mengapa aku tak mau membiarkannya tergores.

Dunia Nyata,
01 Maret 2012 / 23:47



Atas nama HUJAN,





-----------------------------------------------------------------------------------------------  


05.03 hentikan lagu itu


Rembulan perlahan naik, waktuku telah tiba
Ditemani petikan halus suara malam, perlahan ku pejamkan mata dan mulai bertanya
Di kala ia melintas di benakku, akankah ia melakukannya juga untukku?
SHONE dan bidadari, semesta tau mereka saling menyayangi
Tetapi apakah yang membuat bidadari sedikit memberikan harapan ilusi pada sang rembulan milik sang langit?
SHONE, pelangi yang terluka merindukanmu walau ia terus tepiskan cahayamu, tetapi sungguh!
Satu hal yang harus tetap kau ketahui ialah ia sangat mencintaimu
Dan apakah lagi yang kau ragukan darinya setelah ia berikan hatinya yang mengharap hangatmu untuk disisinya?
Teruntuk malam yang mulai sunyi,
Bisakah kau sampaikan pada Sang Maha Kuasa untuk sedikit merubah takdirku, atau setidaknya membalikkan hatinya padaku?
Agar tak ada lagi sepi, agar aku memiliki teman dalam diamku, dalam tangisku
Aku memang tak seindah mereka, aku memang tak sepantas mereka, aku hanya meminta sedikit kebahagiaanMu ditengah kehidupanku yang menyedihkan ini
Bisakah untuk sejenak, hanya sejenak, tolong hentikan nada minor dari partitur hari mendung berawan milikku?
Peluk aku walau sejenak, lepaskan beban-beban lelah di pundakku,
Berikan aku airmata didalam senyum yang ku goreskan setiap detik dihadapan mereka, mereka pewarna hidupku
Tatkala matahari terbit menjelang hari esok, mungkinkah aku melupakan pahit-harum kisah mereka?
Kisah dimana tak ada tokoh aku, yang ada hanya indah cerita cita cinta mereka
Aku senang mendengar kisah mereka, setidaknya hanya sejenak sebelum anganku kembali pada kenyataan yang ada
Terkadang  tak ku harap hadirnya aku didalamnya karena bunga-bunga kembali menegurku tak pantas aku mengharap yang tak pantas ku gapai
Kisah dongeng bukan milikku, aku sadar aku tak seperti yang lain, aku buruk, aku tak wajar, aku tak terlihat, aku mengerti, jelas mengerti
Bumi mengetahui siapa aku, tapi percuma!
Tak ada satupun yang peduli akan apa yang terjadi pada awan-awanku, pada hati kelabu ini
PERCUMA mungkin kata yang tepat untuk segala hal yang aku lakukan terbuang
Aku terasing dalam putaran ini,
Harusnya aku menyadari segalanya sebelum aku memulai

Dunia Nyata,
05 Maret 2012 / 23:45



Atas nama Hujan,





-----------------------------------------------------------------------------------------------  




06.03 biarkan sang hujan menangis



Kumohon langit,pelangi, kalian yang kuberikan segala waktu dan hidupku  jangan bersedih! Ucapku hari ini
Pertanyaan kini telah terjawab, pintu telah terbuka
Tanpa pernah kita duga, sang rembulan memiliki ruang di kotak hatinya yang berisi sosok bayang jelita nan lembut sang bidadari
Tanpa ku inginkan, pelangi kembali terluka
Seolah kehilangan bintang pengharap dari cerahnya malam ini, ia berkata padaku beberapa detik yang lalu bahwa ia terhempas ombak kekecewaanya terhadap SHONE
Andai ia tau, bahwa aku merasakan apa yang ia rasakan bahkan lebih perih
Andai ia tau, akulah orang yang paling tak ingin sekecil apapun ia terluka
Andai ia tau, apa yang sering kuucapkan pada semesta yang menjadi rahasia terkunci  di tiap-tiap telinga
Andai ia tau, bahwa ialah sang pelangi yang selalu warnai kelabu petik hariku
Entah kata apa yang yang ekspresikan huruf-huruf dari tiap kesedihan mereka, yang bisa aku sampaikan bahwa aku begitu terluka jika mereka terluka
Tak pantas ku gunakan kata sahabat, tak pantas aku menjadi seseorang yang selalu disisi mereka yang bertitel sahabat, ya aku mengerti itu
Cerita dongeng perih mereka kini yang ada dalam lembaran langkahku sebelum aku meninggalkan kota penuh pelajaran ini
Wahai Yang Maha Kuasa, bisakah limpahkan segala luka milik mereka padaku?
Bisakah berikan kebahagiaan milikku yang hanya sedikit ini untuk menjadi penutup luka hati mereka yang kini beralirkan darah menuju keputusasaan akan kepercayaan harapan sebuah cinta?
Bisakah aku yang kata mereka memiliki senyum tegar bagai karang yang sebenarnya semakin terkikis ini memperbaiki apa yang membuat mereka terluka hingga akupun terluka?
Biarkan sang hujan menangis, biarkan sang hujan terluka, biarkan sang hujan terbakar dan hangus
Seperti yang telah ku katakan sebelumnya, aku tak apa, aku tak apa
Aku adalah aku, dari awal aku mengerti aku bukanlah sedikitpun hal indah yang menjadi harapan tiap makhluk untuk dihadirkan
Akankah mereka mengetahui betapa berartinya hadir mereka di hidupku?
Kata TEMAN, aku terlalu rendah untuk mendapat kata SAHABAT bagi mereka

Bunga-bunga, adalah makhluk anggun yang selalu hadir dikala aku terperosok kedalam semak keputusasaaan
Air, adalah ia yang selalu mendengar tangis keluh-kesah ku terhadap segala hal yang membuat ku terluka
Langit, adalah ia yang mengajarkan padaku segala hal tentang kesabaran
Angin, adalah ia penopang nada teman-temanku di tiap berputarnya dunia ini
Pelangi, bidadari, dan SHONE, kurasa tak perlu ku menjelaskan padamu tentang mereka –karena kau tau adanya-
Kemudian bumi dan bintang, mereka adalah segala tempat dan guru bagi gelapnya aku manakala kesedihan menghampiriku, kepada mereka kutumpahkan segala tangisku ketika tak sanggup lagi dinding jiwaku untuk menahannya, kepada mereka aku berbagi cerita yang terjadi padaku
Hujan mereda, aku lelah
Hey, pelangi
Menurut benakmu bidadari adalah hal indah untuk sang matahari?
Satu belenggu yang belum kau temukan kuncinya,
Sang pelangi yang kukenal adalah ia yang membawa harapan yang menakjubkan kepada tiap jiwa yang terkena sejuk embun pada tiap hangat yang ia hadirkan saat gelap perlahan sirna
Andai sang langit mengerti, betapa tak terbatas anugerah yang ia miliki ketimbang perih yang ia dapatkan atas harap cinta pada musim gugur kepada sang rembulan yang tak kunjung datang
Andai bunga-bunga mengerti, apa yang selama ini ia nantikan walaupun hatinya tak terima atas kenyataan yang selalu ia keluhkan adanya, ia jauh lebih indah dibandingkan apa yang selalu ia tunggu-tunggu
Andai sang air mengerti, bahwa kuyakin Tuhan telah gariskan sejuk nyata cintanya akan terbalas oleh sang embun yang hadir dikala waktu pagi miliknya tiba, pernahkah ia sadari itu?
Andai ia, andai mereka, mengerti akan bait demi bait aksara yang kuberikan, andai mereka mengerti

Dunia Nyata,
06 Maret 2012 / 22:33


Atas nama Hujan,





-----------------------------------------------------------------------------------------------  



07.03 Anugerah terindah







melihat tawamu, mendengar senandungmu, terlihat jelas di mataku warna-warna indahmu.. “
Sepenggal kalimat dari sebuah lagu,
entah bagaimana ini mengingatkanku pada banyak hal..

“saat kau disisiku, kembali dunia ceria.
Tegaskan bahwa kamu anugerah terindah yang pernah kumiliki..”

Anganku melampaui, berputar ulang kepada peristiwa-peristiwa yang pernah kualami
Belenggu pada mata hatiku sedikit terbuka dan secara aneh aku mulai percaya..

Aku mulai percaya kepada mereka -anugerah-  katakan sebelumnya padaku
Aku mulai percaya bahwa sedikit ada titik terang dari aku sebagai penerang jalan mereka –anugerah- walau hanya sejenak mata berkedip
Entah kata apa, entah angin apa yang membuat aku beku akan apa yang diucapkannya
Ia beri aku jawaban dari salah satu kunci yang ternyata bisa ku taklukkan massanya
Sebuah kejelasan bahwa apa yang dikatakan air benar adanya, aku telah memilikinya sejak awal aku menangisinya.
Mereka semua, adalah anugerah terindah..




“gua banyak belajar dari lu wid, harusnya kata2 lu yang ini :
Cause if that’s all not happened, you won’t learn how to rise from the fall
Jawaban kenapa gua harus ketemu dan kenal sama lu ;)”

“lo pantes jadi sahabat gue..  :p
 jangan gitu dea..”

lu gaperlu lagi wid bantuin gue buat lupain si cowo, lu udah terlalu baik sama gue wid, gue udah banyak hutang budi sama lu, gapapa sekarang gue coba buat menghargai takdir :)

“kuserahkan semuanya kepada yg maha kuasa, biarkan waktu yang menjawab. Akupun tidak akan memaksa jika ia akan memilih sesosok wanita yang ia cintai, dan aku pun hanya bisa merasakan rintihan dan tangisan yang kurasakan, hati ini perih, sakit, tapi akan ku coba tegar untuk hadapi semuanya.
Kan ku coba bending airmata ini agar aku tetap tegar dalam menghadapi semua ini,aku akan selalu mendoakan dia :D”

“yg kngen gua! :D
Jgn lupa belajar yaa, semangat buat esok hari, mnyambut indahnya mentari pagi.
Hehehehehe :D”

“ada wid ada.
Pagi itu menakjubkan ya, kaya elu wid ;) “

“puguh mah iya wid gua mah bolot :D
Wid gua banyak berhutang budi amat ya sama lu”

“ga keitung wid, ga keitung. Hee maapib gue ya, ga enak amat gua sama lu wid ya Allah -,-“

paling tidak aku masih beruntung karena dapat merasakan adanya tawa saat ia ada dan tak pernah berhenti berdoa agar kelak jika seorang gadis itu berstatus lajang, maka semoga saja embun di pagi itu dapat mengakhiri status lajangnya bersama gadis cantik pujaan hatinya :)”

“wid, gua mau belajar menghargai takdir nih :)
Doakan aku ya *ala benteng takeshi*”





Dunia Nyata,
07 Maret 2012 / 23:46




Atas nama Hujan